DASAR PEMIKIRAN
Sejarah kerapkali dipahami sebagai peristiwa masa lalu. Dan peristiwa masa lalu itu dianggap sebagai titik pijak, sumber dari berbagai nilai yang dapat mempengaruhi pemahaman dan cara pandang terhadap realitas kekinian dan memaknai masa depan.
Pemahaman sejarah seperti ini meniscayakan adanya benang merah antara peristiwa masa lalu dengan kondisi sosial saat ini dan masa depan. Apa yang terjadi saat ini tidak lepas dari proses panjang pergulatan manusia pada era sebelumnya. Pengalaman manusia akan histori dirinya, komunitasnya, dan bahkan negara-bangsanya, juga dapat menyediakan medium untuk meneropong masa depan.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia lahir dari organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU). Pada tanggal 17 April 1960. Ide lahirnya PMII lahir dari hasrat yang kuat dari kalangan mahasiswa NU untuk membentuk sebuah organisasi yang menjadi tempat berkumpul dan beraktifitas bagi mereka. Akan tetapi karena pada waktu itu sudah berdiri Ikatan Pemuda Nahdlatul Ulama (IPNU), sementara anggota dan pengurusnya banyak yang dari mahasiswa, maka para mahasiswa NU banyak yang bergabung dengan IPNU.
Sebenarnya keinginan untuk membentuk sebuah organisasi sudah ada sejak Muktamar II IPNU tahun 1959 di Pekalongan Jawa Tengah, akan tetapi belum mendapat respon yang serius, karena IPNU sendiri pada waktu itu masih memerlukan pembenahan, dalam proses IPNU yang masih dalam proses establish dikhawatirkan tidak ada yang mengurusi. Karena IPNU dianggap tidak mampu menampung aspirasi mahasiswa NU pada waktu itu. Pertama, kondisi objektif antara keinginan dan harapan mahasiswa serta dinamika yang terjadi berbeda dengan keinginan para pelajar. Kedua, dengan hanya membentuk departemen dalam IPNU mahasiswa NU tidak bisa masuk PPMI Persatuan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia, karena PPMI hanya menampung ormas mahasiswa.
Puncak dari perhelatan dibentuk tidaknya organisasi mahasiswa NU adalah ketika IPNU menyelenggarakan konferensi besar pada tanggal 14-17 Maret 1960 diKaliurang Yogyakarta. Diawali oleh Isma’il Makky selaku ketua departemen Perguruan Tinggi (IPNU) dan M. Hartono, BA (mantan Wakil Pimpinan usaha Harian Pelita Jakarta), akhirnya forum konferensi membuat keputusan tentang perlunya didirikan organisasi mahasiswa NU. Lalu dibentuklah panitia sponsor pendiri yang beranggotakan 14 orang, yang dilanjutkan dengan musyawarah mahasiswa NU yang diselenggarakan di Surabaya, yang sebelumnya PBNU sudah merestui. Dan pada tanggal 17 April 1960 secara sah PMII dinyatakan berdiri dan H. Mahbub Djunaidi dinyatakan sebagai ketua terpilih.
Unsur pemikiran yang ditonjolkan pada organisasi yang akan berdiri pada waktu itu adalah 1) Mewujudkan adanya kedinamisan sebagai organisasi mahasiswa, khususnya karena pada waktu itu situasi nasional sedang diliputi oleh semangat revolusi. 2) Menampakkan identitas ke-Islaman sekaligus sebagai konsepsi lanjutan dari NU yang berhaluan ahlu sunnah wal jamaah juga berdasarkan perjuangan para wali di pulau jawa yang telah sukses dengan dakwahnya. Mereka sangat toleran atas tradisi dan budaya setempat. Sehingga dengan demikian ajaran-ajarannya bersifat akomodatif. 3)Memanifestasikan nasionalisme sebagai semangat kebangsaan, karenanya nama Indonesia harus tercantum.
Independensi dan pencarian jati diri
Jatuhnya orde lama dan naiknya Soeharto sebagai rezim orde baru membawa kepada perubahan politik dan pemerintahan yang cukup signifikan. Setelah Soekarno sebelumnya membubarkan Masyumi, orde baru juga berobsesi untuk mengurangi partai politik yang berbau ideologi dengan mendirikan partai untuk menopang kekuasaannya sendiri. Kebijakan pemerintahan orde baru diatas telah menempatkan pemerintahan sebagai wilayah yang tidak bisa dijamah dan dikritisi oleh masyarakat.
Fenomena di atas menuntut PMII mampu melakukan pembacaan secara jeli tentang dirinya di tengah upaya pemerintah untuk melakukan upaya pengkerdilan terhadap setiap komponen masyarakat-bangsa termasuk partai politik selain Golkar, dan issue back to campus serta organisasi- organisasi profesi kepemudaan mulai diperkenalkan melalui kebijakan NKK/BKK.
Semua itu menuntut PMII untuk berpikir realistis dalam mengembangkan organisasi dan melanjutkan proses kaderisasi. Maka pada MUBES V tanggal 14 Juli 1972 di Munarjati Malang, PMII memutuskan untuk menjadi organisasi yang independen dan tidak terikan dengan organisasi manapun. Keputusan tersebut dikenal sebagai ‘Deklarasi Munarjati’. Kemudian pada kongres tahun 1973 di Ciloto, Jawa Barat, diwujudkanlah Manifest Independensi PMII.
Namun, betapapun PMII mandiri, ideologinya tidak bisa lepas dari faham Ahlussunnah wal Jamaah yang merupakan ciri khas NU. Ini berarti secara kultural- ideologis, PMII dengan NU tidak bisa dilepaskan.Ahlussunnah wal Jamaah merupakan benang merah antara PMII dengan NU. Dengan Aswaja PMII membedakan diri dengan organisasi lain.
Keterpisahan PMII dari NU pada perkembangan terakhir ini lebih tampak hanya secara organisatoris formal saja. Sebab kenyataannya, keterpautan moral, kesamaan background, pada hakekat keduanya susah untuk direnggangkan.
Pada periode 1980-an PMII yang mulai serius masuk dan melakukan pembinaan di perguruan tinggi menemukan kesadaran baru dalam menentukan pilihan dan corak gerakannya. Bersamaan dengan Khittah 1926 NU pada tahun 1984 dan diterimanya pancasila sebagai asas tunggal, PMII telah membuat pilihan-pilihan peran yang cukup strategis. Dikatakan strategis karena menentukan pilihan pada tiga hal yang penting, yaitu:
1) PMII memberikan prioritas pada upaya pengembangan intelektualitas. 2) PMII menghindari keterlibatannya dengan politik praktis, baik secara langsung atau tidak, dan bergerak pada wilayah pemberdayaan Civil Society. 3) Memilih mengembangkan paradigma kritisisme terhadap negara. Pilihan-pilihan tersebut membuat PMII selalu berjarak dengan struktur-struktur kekuasaan politik maupun
Pada masa Reformasi 1998 sampai tumbangnya rezim Soeharto, PMII bersama kaum muda NU lainnya menumbangkan rezim Soeharto. Sikap ini telah jauh mendahului sikap resmi kiai senior NU yang lebih konservatif yang tidak memposisikan vis a vis secara terbuka dengan pusat kekuasaan. Di jalur intelektual PMII banyak mengembangkan diskursus-diskursus baru tentang Demokrasi substansial, hak asasi manusia, gender, dan lingkungan hidup. PMII kemudian mencetuskan paradigma kritis transformatif sebagai pisau analisa dalam membaca fenomena sosial.
Kini, PMII menapaki usianya yang ke-50 tahun. Usia yang tidak tergolong muda lagi. Fase historis yang ukup panjang tersebut menuntut semua kader dan alumni PMII merefreksikan setiap gerak dan langkah organisasi. Refleksi atas perjalanan panjang sejarah PMII itu tidak akan maksimal jika tidak memiliki dokumen historis yang cukup lengkap dan representatif, termasuk histori perkembangan PMII di berbagai daerah.
Atas dasar itu, Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) berikhtiar untuk menyusun ‘Direktori PMII Cabang/Koordinator Cabang se-Indonesia’. Penyusunan direktori tersebut diawali dengan pelaksanaan lomba penulisan sejarah PMII Cabang/Koordinator Cabang se-Indonesia.
TUJUAN PROGRAM
1) Memunculkan kesadaran historis bagi semua kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.
2) Memberikan sumbangsih bagi kelengkapan dokumen organisasi dan data sejarah PMII di tingkat nasional dan daerah.
3) Meningkatkan kemampuan menulis kader PMII
NAMA DAN BENTUK PROGRAM
Nama kegiatan ini adalah "Lomba Penulisan Sejarah dan Penyusunan Direktori PMII" Cabang/Koordinator Cabang se-Indonesia
TEMA PROGRAM
“PMII: Setengah Abad Berkhikmat untuk NU dan Bangsa”
LANDASAN KEGIATAN
Al-Qur’an dan Al-Hadits
UUD 1945 dan Pancasila,
AD/ART PMII
SCHEDULE PROGRAM
Pengumpulan Tulisan : Tanggal 15 Juli s/d 20 September 2010.
Edit dan Layout Buku : Tanggal 29 September s/d 1 Oktober 2010
Cetak Buku : 2 Oktober s/d 9 Oktober 2010
Launching Buku : 10 Oktober 2010 di Hotel Acacia Jakarta.
Distribusi Buku : Tentatif
PELAKSANA PROGRAM
Pelaksana kegiatan ini adalah Bidang Media dan Opini Publik Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.
SPESIFIKASI BUKU
Ukuran: 17 X 25 cm
Cover Art: Carton 360, Luks,
Rencana Terbit: Oktober 2010
Cetakan: Full Colour
Isi: Mat Paper 100 gr/HVS
Oplah : 5000 eksemplar
Bahasa Indonesia
DAFTAR ISI
Sekapur Sirih
Sambutan Ketua MABINAS PB PMII
Sambutan Ketua Umum PB IKA-PMII
Sambutan Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasisawa Islam Indonesia
Pengantar Editor
Direktori Sejarah PMII Cabang/Koordinator Cabang se-Indonesia
Epilog : Sejarawan Asvi Warman Adam
Lampiran: Dokumen Historis Organisasi
Indeks
DISTRIBUSI
1) Pengurus Besar, Pengurus Cabang, dan Pengurus Koordinator Cabang PMII Se-Indonesia
Ormas, Organisasi Kepemudaan & Lembaga Swadaya Masyarakat
2) Perguruan Tinggi dan Pondok Pesantren
3) Perpustakaan Nasional
KETENTUAN PENULISAN
1) Karya tulis menggunakan gaya naratif-deskriptif dan menyesuaikan dengan standar penulisan sejarah.
2) Sistematika tulisan: a) sejarah awal berdirinya PMII Cabang /Koordinator Cabang, b) profil singkat pendiri, ketua umum-sekretaris umum pertama kali, dan/atau senior yang dinilai paling berpengaruh sepanjang masa di cabang/koordinator cabang setempat, c) perkembangan PMII Cabang/Koordinator Cabang dari masa ke masa, prestasi, tradisi gerakan dan intelektual yang pernah dilakukan dan memiliki nilai historis, d) nama ketua umum-sekretaris umum pertama sampai saat ini, dan e) jumlah komisariat, rayon, dan bila memungkinkan estimasi jumlah kader saat ini (untuk PKC: jumlah cabang)
3) Setiap cabang/koordinator cabang hanya boleh mengirimkan satu tulisan. Jika lebih dari satu, pengurus cabang/koordinator cabang disarankan melakukan seleksi terlebih dahulu sebelum dikirimkan ke panitia.
4) Ukuran tulisan: minimal 5 sampai 7 halaman, kertas A4, spasi 1, times new roman, font 12.
Tulisan dikirimkan melalui email: direktori.pmii@gmail.com dan yuswae@gmail.com paling lambat diterima panitia pada 20 September 2010.
Pengirim dianjurkan melampirkan tiga foto yang dinilai paling bersejarah dan bila memungkinkan foto pendiri, ketua umum-sekretaris pertama kali, atau senior yang dinilai paling berpengaruh sepanjang masa di cabang/koordinator cabang setempat.
Editor berhak mengubah, mengurangi, dan meng-edit tulisan dengan tanpa menghilangkan subtansi dari tulisan yang dikirimkan.
Semua tulisan akan dibukukan dalam bentuk direktori sejarah PMII Cabang/Koordinator Cabang se-Indonesia.
Enam tulisan terbaik (Juara 1,2,3 dan harapan 1,2,3) berdasarkan penilaian tim seleksi dan editor akan mendapatkan hadiah:
Juara I: Tabungan Pemberdayaan Kader Rp 3.000.o00, Notebook, Sertifikat, dan Piala Mahbub Junaidi
Juara II: Tabungan Pemberdayaan Kader Rp. 2.000.000, Blackberry Gemini, Sertifikat, dan Piala Zamroni
Juara III: Tabungan Pemberdayaan Kader Rp. 1.000.000, Hardisk Eksternal, Sertifikat, dan Piala Subhan ZE
Juara Harapan I,II, dan III : Masing-masing mendapatkan Tabungan Pemberdayaan Kader Rp 1.000.000 dan sertifikat.
0 komentar on "Lomba Penulisan “PMII: Setengah Abad Berkhikmat Untuk NU dan Bangsa”"
Post a Comment
Tulis Komentar Sahabat