Padahal, romantisme kebebasan dapat mengakibatkan kebiasaan berfantasi yang akan menjadikannya ”tidak mampu” untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan nyata. Inilah yang sedang terjadi di Indonesia. Setiap caleg dan capres/cawapres sedang berlomba-lomba memoles wajahnya melalui iklan-iklan politik agar mendapat simpati publik.
Jika mencermati janji dalam iklan-iklan itu seakan-akan kita melihat bahwa mereka (yang beriklan) lebih utama dari bekerja. Mereka yang belum bekerja, seakan-akan sudah bekerja. Mereka yang tak punya visi, seakan-akan punya gagasan besar yang dapat diimplementasikan. Mereka yang berwajah bopeng dan tak sempurna, akan terlihat smart dan menggiurkan bila dilihat dari iklannya.< style="font-style: italic;">(sumber pmii.or.id)
0 komentar on "MENGGUGAT JANJI POLITIK"
Post a Comment
Tulis Komentar Sahabat